INDONESIALAIR.BLOGSPOT.COM

Selasa, 27 Juli 2010

the way of spik spik part two by meyerzzaholic


still remember the way of spik spik posted by meyerzzaholic? neh
sambungannya..
====================================
2. Triangle with one side… (segitiga yang memiliki satu sisi..)
inget syarat konsep pertama? lawan bicara musti tau informasi lawan.. klo
gak tau gimana? pake konsep ini...
disini... kita harus memberikan pesan satu arah sama "paksaan" pemikiran
kita...
nah.. kita ulangin contoh restoran kemaren:
ada 1 orang pelanggan dateng ke tempat gw.. dia belom pernah dateng ke
restoran yang lain..
nah.. malah gw bilang... : "lo tau restoran di sana? mahal banget harganya.."
oh no no no! big NO! seharusnya gw gak bilang itu.. tau kenapa?
karena dengan bilang itu.. kita memberikan lawan bicara kita perhatian dan
menyadari keberadaan sama restoran yang lain...
mungkin dalam pikirannya: "eh.. siapa tau disana ayamnya lebih banyak
sama telornya 2.. makanya mahal.. besok ke sana ah.."
inget neh: semua yang buruk di mata elo belom tentu buruk di mata orang
laen...
mengjelekkan sesuatu yang lain bisa menyebabkan kesadaran akan sesuatu
yang lain dan "antipati" sama elo...
makanya berhati hati dalam berkata kata..
Ada sebuah contoh lain yang cukup menarik tentang pemberian informasi
yang tidak seharusnya terjadi. Simaklah dengan saksama kisah berikut ini:
Pada zaman dahulu.. ada satu keluarga yang baru punya pembantu yang
datang dari tempat terpencil. Pembantu ini gak pernah kerja di kota
sebelumnya makanya dapat dikatain masih polos banget dalam banyak hal,
termasuk membaca. suatu hari si Bos dari pembantu tersebut ngelihat berita
di koran tentang pembunuhan yang dilakuin sama seorang pembantu rumah
tangga sama majikannya. Lalu, dengan serta-merta si bos manggil pembantu
barunya dan ngeceritain kejadian keji yang baru saja dibacanya. la
mengatakan keburukan yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang
pembantu rumah
tangga yang baik. la mengatakan bahwa hal itu sangat keji, penuh dosa, dan
biadab.
Bila kita memerhatikan cerita di atas, secara tidak langsung sang Tuan
memberitahu si pembantu bahwa membunuh majikan sangatlah tidak baik
dan menakutkan.
Secara bawah sadar, sang Tuan mendidik pembantunya untuk tidak
melakukan hal yang sama dengan apa yang dibacanya.
Lalu,gimana menurut lo? Baikkah hal itu?
Mungkin saja lo berkata itu baik. Namun,
sebenarnya itu adalah kesalahan. Ingatlah bahwa si pembantu adalah seorang
yang baru tiba dari desa, polos, dan bahkan tidak dapat membaca. Dan,
menurut gw, pemberian informasi baru dari sang Tuan itu tidak diperlukan
karena pengetahuan itu bersifat negatif.
Mungkin saja tujuan dari pemberian informasi tersebut baik. Akan tetapi,
akhirnya si pembantu yang tadinya tidak memiliki konsep tentang pembantu
yang mampu membunuh majikannya, kini
mendapatkan konsep baru. Si pembantu menjadi sadar bahwa hal semacam
itu ada, pernah dilakukan, dan mungkin bisa dilakukan.
Contoh berikutnya adalah tentang ketakutan sebagian orang kepada hantu.
Mengapa lo takut kepada hantu?
Itu karena konsep hantu ada pada diri Anda. Semenjak kecil Anda diberitahu
bahwa hantu itu menyeramkan, menakutkan, dan sangat berbahaya bagi kita,
manusia.
Bukan begitu?
Bayangkan bila kita tidak pernah mengajarkan tentang apa itu hantu kepada
anak kita. Kira-kira apakah
suatu saat nanti, ketika ia sudah besar, ia akan takut pada hantu? Saya pikir
tidak! Bagaimana mungkin seseorang bisa merasa takut akan sesuatu hal bila
ia sendiri tidak memiliki konsep tentang hal itu.
Apakah Anda setuju dengan saya?
Oleh karena itu, kita harus sangat berhati-hati dalam memberikan informasi
kepada seseorang. Bila dirasa tidak perlu, jangan berikan! Itu sama saja Anda
memberitahu maling di mana Anda menyimpan uang.
Tidak bijaksana,kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar